Deklarasi Pendirian Dewan Kesenian Kabupaten Tegal

Gambar Ilustrasi dari Pictaram.com
Kondisi pasif Kabupaten Tegal selama bertahun-tahun dalam kancah kegiatan kesenian, menumbuhkan simpati dan semangat Pegiat Seni untuk memacunya secara by pass. Salah satu tokoh penggeraknya adalah Ki Enthus Susmono, dalang Kondang yang berasal dari Desa Bengle Kecamatan Talang yang akhirnya berjibaku turun tangan menggerakan roda kesenian di Kota Slawi.

Upaya yang dilakukan  sebagai tahap awal adalah melahirkan Dewan Kesenian Kabupaten Tegal (DKK Tegal) yang nantinya akan menstimulasi dan menkoordiasi secara terorganisir masyarakat, pejabat, serta personel DPRD untuk lebih memberdayakan kesenian di kawasan Pantura dan sekitarnya.

Kelahiran lembaga ini ditandai dengan dilaksanakanya Deklarasi DKK Tegal pada hari Senin tanggal 17 Februari tahun 2003. Kegiatan ini digelar secara marathon, dari pagi hinga malam, di lapangan GBN Procot Slawi sebagai bentuk keseriusan untuk menghidupkan kesenian Kabupaten Tegal.

Ribuan warga hadir meskipun hujan tak kunjung reda disepanjang event berlangsung. Mereka, selain menikmati suasana baru, juga dapat menyaksikan demo melukis, sulap oleh Mbah Liem, kasidah, kesenian tradisional Balo-balo. Selain itu, ditampilkan juga seni musik Keroncong Sinar Handayani, Band dari Jatinegara.

Antusias warga yang tetap bertahan menikmati Gelar Budaya Deklarasi DKK Tegal meski dengan kondisi hujan mengukuhkan semangat budaya para pegiat Seni Kabupaten Tegal. Selaku Ketua DKT Tegal Periode 2003-2006, Enthus dalam orasi budayanya menjelang pementasan wayang kulit dengan lakon Gatotkaca Lahir, menegaskan tekadnya untuk melumerkan kebekuan hidup berkesenian di Kota Slawi.

Seperti dikutip dari Arsip Harian Umum Suara Merdeka (redaksi: Nuryanto Aji-41), beliau berucap:
"Beri saya dana Rp 225 juta, dan uang Rp 1 miliar untuk membangun gedung kesenian. Pasti wajah Kota Slawi yang pucat pasi, akan berbinar terang,"
Namun beliau juga tidak ngotot harus diberi dana Rp 1 miliar, pemberian gedung, misalnya Gedung Dipenda yang sebelumnya dikenal sebagai Gedung Pertemuan, oleh Pemkab Tegal itu saja sudah cukup.

Beliau sendiri heran, mengapa saat itu aktivitas kesenian di Kota Teh Poci terkesan stagnan . Namun, kesadarannya justru mengarahkan diri beliau untuk menyalahkan dirinya sendiri karena selama kurun waktu tersebutbeliau hanya berkutat dalam kesenian wayang yang digelutinya itu.

Dengan kalimat motivasi, "Sekarang saatnya kita menangani urusan yang lebih kompleks. Sebab, sejak lahir hingga menikah, manusia dilengkapi dengan budaya..." berharap DKK Tegal mampu menjadi motor penggerak kebangkitan kembali Kesenian masyarakat Kabupaten Tegal.

"Apalagi, saat ini kesenian harus bicara. Sebab, bila politik kotor, kesenian yang akan membersihkannya," ungkap Enthus, menyitir pendapat John F Kennedy.

Posting Komentar

0 Komentar